Trolley Problem
“Trolley Problem” adalah salah satu dilema etika paling terkenal dalam filsafat moral. Pertama kali diperkenalkan oleh Philippa Foot (1967) dan kemudian dikembangkan oleh Judith Jarvis Thomson (1976).
Gambaran Dilema
Ada sebuah troli (kereta kecil di rel) yang sedang melaju tidak terkendali:
-
Jika dibiarkan, troli akan menabrak dan membunuh lima orang yang terikat di jalur utama.
-
Anda berdiri di dekat tuas (lever) yang bisa mengalihkan troli ke jalur lain. Namun, di jalur alternatif itu ada satu orang yang juga terikat.
Pertanyaan moral:
Apakah Anda akan menarik tuas untuk menyelamatkan lima orang, dengan konsekuensi membunuh satu orang? Atau membiarkan troli berjalan tanpa intervensi sehingga lima orang mati?
Dua Pendekatan Utama
-
Utilitarianisme (Konsekuensialis)
-
Pandangan ini menekankan hasil akhir.
-
Menarik tuas dianggap benar karena menyelamatkan lebih banyak nyawa (5 > 1).
-
Prinsip: “Melakukan yang menghasilkan manfaat terbesar untuk jumlah orang terbanyak.”
-
-
Deontologi (Kantian)
-
Menekankan pada prinsip moral, bukan hasil.
-
Menarik tuas berarti Anda secara aktif membunuh seseorang, yang secara moral salah, meskipun hasil akhirnya menyelamatkan lebih banyak orang.
-
Prinsip: “Jangan memperlakukan manusia sebagai sarana semata.”
-
Variasi Kasus
-
Fat Man Variant: Anda bisa menghentikan troli dengan mendorong seorang pria gemuk dari jembatan ke rel. Ini menimbulkan dilema lebih dalam: apakah boleh mengorbankan satu orang dengan cara yang lebih langsung?
-
Loop Variant: Jalur alternatif berputar kembali; troli hanya berhenti karena menabrak satu orang. Di sini pertanyaan tentang “alat” dan “efek samping” semakin jelas.
Relevansi Kontemporer
-
AI dan Mobil Otonom: Bagaimana mobil tanpa sopir diprogram jika dihadapkan pada situasi kecelakaan tak terhindarkan?
-
Etika Medis: Memilih pasien mana yang mendapat prioritas transplantasi.
-
Etika Militer: Menimbang korban sipil vs keberhasilan misi

0 Response to "Trolley Problem"
Posting Komentar