BIOGRAFI COLLIQ PUJIE PEREMPUAN PENULIS LA GALIGO
Siapa yang tidak kenal dengan
karya sastra terpanjang di dunia La Galigo. La Galigo sudah ditetapkan sebagai ‘Memory of the World’ atau warisan dunia oleh UNESCO PBB tahun 2011 tentu ini sangat membanggakan bagi
kita bangsa Indonesia.
Tetapi apakah kalian tahu
siapa penulis La Galigo?
Penulisnya ternyata adalah
seorang perempuan Bugis-Barru bernama Ratna Kencana Colliq Pujie bergelar Arung Pancana Toa. Kelahirannya
diperkirakan pada tahun 1812.
Lahir dari perkawinan
Collipakue Daeng Tarappe Arung Rappang yang berdarah Melayu dengan La Rumpang
Megga Dulung Lamuru Sultan Ibrahim Datu Mariworiwawo Matinroe ri Mutiara yang
berdarah Bugis..
Sejak diminta Ayahnya menjadi juru tulis
Istana Colliq Pujie mulai memperlihatkan kepiawaiannya dalam mengurus kerajaan
dengan memperbaiki sistem administrasi istana yang saat itu dikelola secara
biasa-biasa saja menjadi lebih rapi dan tertata.
Pengarsipan surat-surat dan
pembuatan peraturan tertulis kini ditangani langsung oleh Ratna Kencana Collig
Pujie. Mulailah terlihat jelas sikap dan perilaku intelektualnya terutama dalam
persuratan dan penerjemahan sehingga Ayahnya merasa sangat terbantu dengan
kehadiran Colliq Pujie di Istana.
Karena sikap intelektualnya
ini pula kemudian menarik seorang peneliti Belanda bernama Benjamin Frederic
Matthes untuk
datang menyambangi Colliq Pujie. Colliq Pujie berumur
40 tahun ketika pertama kali bertemu B.F. Matthes
di Tanete, pada 1852.
Kedatangan B.F Matthes untuk
menyerahkan beberapa naskah dari kisah-kisah lisan dan tulisan yang telah
didapatkannya setelah berkeliling hampir di semua wilayah Sulawesi Selatan.
Ia meminta Colliq Pujie untuk
menulis ulang kisah-kisah dengan bahasa
kuno tersebut dan menyusunnya kembali
menjadi sebuah naskah yang dapat di bukukan.
Tulisan-tulisan yang
diberikan Matthes tidak berurutan bahkan ada hanya berupa catatan-catatan di
daun lontar (bahasa Bugis=Lontara) serta kisah-kisah lisan yang dituturkan
dengan bahasa Bugis kuno.
Akan tetapi, dengan
kehebatannya Colliq Pujie dapat menyatukan semuanya secara runtut dan menjadi
sebuah karya sastra luar biasa.
Nah… kalian tahu berapa lama
Colliq Pujie menyusun naskah-naskah itu yang kemudian di beri nama naskah La Galigo.
Ternyata Colliq Pujie
menyusun naskah tersebut selama 20 tahun dengan penuh kesabaran dan ketelitian.
bahkan Ia sempat menyusun kisah tersebut dalam pengasingannya oleh Belanda
karena kurang kooperatif dengan Belanda saat masih di kerajaan Tanete.
Akhirnya pada tahun 1872, setelah bekerja selama dua dekade,
terkumpullah naskah setebal 2.850 halaman folio. terdiri dari 12 jilid, Naskah tersebut kemudian di bawah ke Belanda oleh B.F
Matthes sampai saat ini
Di samping karya sastra La Galigo,
Colliq Pujie juga telah
menulis karya sastra lainya seperti syair Sureq Baweng, La Toa dan menciptakan aksara bilang-bilang yang
dipakai para pejuang sebagai kata sandi kala itu. Beberapa karyanya yang
lain masih terdapat di museum dan
perpustakaan di Leiden, Belanda. Termasuk naskah-naskah yang masih tersimpan di
Museum La Galigo Makassar.
Colliq Pujie
kemudian wafat pada tanggal 11 November 1876. Ia dimakamkan di Tucae, Lamuru, Kabupaten
Bone berdekatan
dengan makam Ayahnya, sehingga mendapat nama gelar anumerta Matinroe ri Tucae.
Walaupun Colliq Pujie telah
lama wafat, tetapi Namanya tetap abadi karena karyanya menjadi monument dunia
khususnya dalam bidang sastra dan kebudayaan. menjadi inspirasi luar biasa bagi
masyarakat Indonesia umumnya, dan masyarakat Barru khsususnya.
Karena jasanya menjaga
kebudayaan nusantara maka pada tahun 2013 Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono
memberikan Penghargaan tertinggi dalam bidang kebudayaan yaitu tanda kehormatan
Bintang Budaya Parama Dharma. Penghargaan ini diserahkan kepada keturunan
keenam Collig Pujie Andi Muhammad Rum yang juga mantan Bupati Barru 2005-2010
di Istana Negara.
Memang Retna Kencana Colliq Pujie Arung Pancana Toa
telah lama meninggalkan kita, tetapi jiwa dan perjuangannya menjaga martabat
bangsa ini lewat sastra dan kebudayaan adalah sesuatu yang tidak bisa mati
untuk generasi penerusnya. Bila ingin hidup seribu tahun maka menulislah.
Daftar bacaan
Akses Naskah digital LA
GALIGO dari perpustakaan Leiden Belanda
https://historia.id/politik/articles/pencipta-aksara-perjuangan-kaum-bugis-DrB1Y/page/1
https://attoriolong.com/2018/07/colliq-pujie-sastrawan-bugis-berdarah-melayu/
0 Response to "BIOGRAFI COLLIQ PUJIE PEREMPUAN PENULIS LA GALIGO"
Posting Komentar