JALUR REMPAH DAN INDONESIA SEBAGAI LOKUSNYA
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang sangat melimpah
ruah, Bahkan ada yang menggambarkan negeri ini dengan syair sebuah lagu
"Tongkat, kayu, dan batu jadi tanaman" mewaikili tanah Indonesia
dengan kesuburan tinggi... Tongkat dan batu saja bisa tumbuh menjadi tanaman...
Hebat kan.
Salah satu yang menjadi primadona dunia dari masa ke masa adalah tanaman
rempah yang dahulu kala hanya tumbuh di bumi Nusantara ini sehingga tidaklah
mengherankan sejak masa peradaban-peradaban awal seperti Mesopotamia,
Babilonia, Asyiria, sampai Firaun di Mesir diperkirakan mengenal daerah
Nusantara sebagai negeri penghasil rempah.
Hal ini dimungkinkan dengan budaya peradaban-peradaban ini yang sering
menggunakan rempah-rempah sebagai bahan pada ritual keagamaan mereka.
Perjalanan merekapun dalam menemukan negeri penghasil rempah sangat
dirahasiakan dan di proteksi sedemikian rupa untuk menjaga kerahasiaannya.
Bahkan sampai pada abad 15, masyarakat dunia masih terus mencari negeri
penghasil remah ini dalam jaur-jalur yang dirahasikan pedangang rempah.
Tentu saja akibat rempah-rempah dari Nusantara maka
jalur perjalanan mencari rempah kemudian menghasilkan pola-pola relasi sosial-budaya
antar negeri pencari dengan negeri pemasok rempah.
Hubungan-hubungan yang tercipta, kemudian melahirkan
rute-rute perdagangan, serta jejak-jejak sejarah dan budaya, antara bangsa lain
dengan nusantara, inilah yang kemudian disebut sebagai jalur rempah.
Di masa abad pertengahan sejarah jalur rempah menjadi
berbeda dari abad-abad sebelumnya. Hal ini karena pada abad 16, dan 17 Eropa
sudah mulai “mencium” jalur rempah ke Nusantara agar komoditi mahal ini dapat
mereka monopoli sebelum negara lainnya.
Di Eropa rempah merupakan komoditi premium yang
nilainya seharga emas,
selain digunakan untuk bahan pengawet makanan,
pengharum ruangan, dan bahan untuk obat-obatan, rempah juga digunakan untuk
ramuan penghangat tubuh bagi masyarakat Eropa.
Aroma rempah ini, pada abad ke-16 mendatangkan bangsa
Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda ke Nusantara.
Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang menemukan
Nusantara lewat jalur rempah kuno yang di rahasiakan pedangang-pedangang Asia
dan Islam. Maka mulailah proses kolonialisme awal di bumi Nusantara yang
dimulai dengan penaklukan Malaka 1511 kemudian merambah ke Maluku tahun 1512.
Maluku merupakan sentra penghasil pala, lada, cengkeh,
dan kayu manis yang pada masa itu merupakan jenis rempah-rempah yang paling
dicari di dunia.
Daerah inipula yang menjadi rebutan antara
bangsa-bangsa Eropa. Protugis dan Spanyol menjadi negara bersengketa akibat
memperebutkan daerah ini. Namun, keduanya akhirnya terdepak setelah VOC dari
pemerintahan Belanda kemudian menguasai seluruh perdagangan di wilayah
Nusantara.
Jalur rempah tidak hanya meninggalkan bekas-bekas
perdagangan, tetapi juga meninggalkan berbagai proses akuturasi hampir
diseluruh wilayah Nusantara ini.
Jalur rempah telah menjadi jalur peleburan budaya, persilangan
budaya sekaligus menentukan proses nasionalisasi bangsa Indonesia di kemudian
hari.
Akhirnya. Jalur Rempah menjadi bukti nyata bahwa rempah
tidak hanya berperan sebagai komoditas namun juga andil dalam perkembangan
peradaban dunia dan menjadi napas kebudayaan maritim Indonesia.
Oleh karena itu, selain jalur sutra yaitu jalur perdagangan dengan panjang lebih kurang 6.500
km yang membentang dari China sampai Eropa Timur, melewati sepanjang wilayah
India dan Persia.
Maka jalur rempah juga harus diperkenalkan ke dunia sebagai salah satu
jalur assimilasi budaya yang telah mengubah dunia menjadi seperti saat ini. Dan
Indonesia atau Nusantara harus menjadi episentrum pembicaraan ketika membahas
jalur rempah.
Perwujudan jalur rempah menjadi Warisan Budaya Dunia ke
UNESCO kini telah diupayakan oleh kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dengan harapan bahwa jalur rempah dapat menjadi media diplomasi internasional bidang kebudayaan sekaligus memperkuat dan mengembalikan jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang kuat dan dapat berpengaruh di dunia
0 Response to "JALUR REMPAH DAN INDONESIA SEBAGAI LOKUSNYA"
Posting Komentar