Mistisisme dalam Islam - JAMAL PASSALOWONGI -->

Mistisisme dalam Islam


Mistisisme dari kata dasar mistik dalam KBBI (Depdikbud, 1991:660) adalah “subsistem yang ada dalam hampir pada semua agama dan sistem religi untuk memenuhi hasrat manusia mengalami dan merasakan emosi bersatu dengan Tuhan;Tasawuf;Suluk”.
            Mistisisme merupakan gejala lumrah yang ada dalam semua agama, bahkan mistisisme menjadi penting artinya sebagai suatu pendekatan untuk memahami sebuah agama atau kepercayaan, sehingga menjadi aspek yang tidak terpisahkan dari keberadaan agama atau kepercayaan itu sendiri.
            Dalam agama Islam istilah mistisisme dirujukkan pada istilah tasawuf atau sufisme. Kata sufisme atau tasawuf yang selanjutnya disebut saja sufisme, menurut Nasution (1992:56) khusus dipakai untuk merujuk mistisisme dalam Islam dan istilah ini tidak dikenal dalam agama-agama yang lain.
      Mistisisme Islam yang selanjutnya disebut saja sufisme. Dalam sejarah, dipahami dalam berbagai pengertian, hal ini disebabkan oleh banyaknya interprestasi yang secara langsung merujuk pada akar kata dari sufisme itu sendiri. Secara etimologi kata sufisme dari kata dasar sufi dalam beberapa teori dikemukakan: (1) ahl al-suffah, orang-orang yang ikut pindah dengan Nabi dari Mekah ke Madinah, dan karena kehilangan harta, berada dalam keadaan miskin dan tak mempunyai apa-apa. Mereka tinggal di mesjid Nabi dan tidur di atas bangku batu dengan memakai pelana sebagai bantal. Pelana disebut Suffah. Sungguhpun miskin ahl-suffah berhati baik dan mulia. Sifat tidak mementingkan keduniaan, miskin tetapi berhati baik dan mulia itulah sifat-sifat kaum sufi. (2) Saf, (Pertama). Sebagaimana halnya dengan orang sembahyang di saf pertama mendapat kemuliaan dan pahala, demikian kaum sufi dimuliakan Allah dan diberi pahala. (3) Sufi (suci). Seorang sufi adalah orang yang disucikan dan kaum sufi adalah orang-orang yang telah mensucikan dirinya melalui latihan berat dan lama. (4) Sophos kata Yunani yang berarti Hikmah. (5) Suf (kain wol) kain yang dibuat dari wol kasar sebagai simbol kesederhanaan dan kemiskinan. Dari berbagai pendapat tersebut menurut Nasution (1986:71) pendapat terakhir yang paling banyak diterima

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Mistisisme dalam Islam"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel