KEMATIAN YANG PASTI
Tema
ini diawali dengan perjalan dua hari ini melayat orang yang meninggal. Dalam
pikiran ini terbesit satu hal. Mati atau
kematian berasal dari bahasa arab. Mati biasa juga disebut meninggal dunia,
yang berarti tidak bernyawa, atau terpisahnya roh dari zat, psikis dari fisik,
jiwa dari badan, atau yang ghaib dari yang nyata. Seseorang yang sudah mati
disebut mayat/ jenazah. Pada hakikatnya maut atau mati adalah akhir dari
kehidupan dan sekaligus awal kehidupan (baru). Jadi maut bukan kesudahan,
kehancuran atau kemusnahan. Maut adalah suatu peralihan dari suatu dunia ke
dunia lain, dari suatu keadaan kepada keadaan lain, tempat kehidupan manusia
akan berlanjut.
Kematian
adalah sesuatu yang pasti pada saat yang telah ditentukan, tidak ada kaitannya
dengan perang atau damai, tempat yang kokoh atau yang sederhana, dan ada upaya
atau tidak untuk mempercepat atau memperlambatnya. Jika maut itu datang, maka
datanglah ia. Dalam al-Quran surah Yunus ayat 49, menyatakan tentang kematian
yang sudah pasti adanya.“... Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah
datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun
dan tidak (pula) mendahulukan-Nya.”
Memang
kematian adalah suatu keniscayaan, kepastian yang pasti dilalui oleh setiap
orang. Namun bukan sebenarnya kematian yang menjadi masalahnya. Masalahnya
apakah kematian itu menyelamatkan atau tidak.
Kata seorang filosof kita
tidak perlu takut akan kematian, karena bila ia datang, maka Anda tidak takut
lagi. Benar bila mati itu hanyalah proses satu kali dan tentu inilah padangan
kaum materialistik yang tidak melihat kematian adalah sebuah proses menjadi.
Atau padangan tentang reinkarnasi (kelahiran kembali). Pembahasan tentang
kematian adalah pembahasan integral antara agama dan budaya. Mati menjadi hak
dari sikap religius setiap orang, tetapi prosesi kematian adalah milik budaya
dan masyarakat setempat. Perbedaan tata cara pengelolaan kematian berujung pada
sakralitas kematian itu sendiri. Mungkin
saja mereka yang menganut kematian terhormat pada harakiri jepang, atau mati
syahid Islam memiliki pandangan tentang bagaimana kita seharusnya mati. Mati
dengan terhormat atau mati sebagai pecundang.
0 Response to "KEMATIAN YANG PASTI"
Posting Komentar