Menunggu Itu Berat: Sebuah Renungan tentang Kesabaran (hari ke-5 kemoterapi) - JAMAL PASSALOWONGI -->

Menunggu Itu Berat: Sebuah Renungan tentang Kesabaran (hari ke-5 kemoterapi)

 


"Menunggu itu berat." Kalimat ini kita kenal dari cuplikan film Dilan, yang meskipun terdengar ringan, ternyata menyimpan kebenaran yang dalam. Menunggu memang tidak mudah, tetapi tahukah Anda bahwa menunggu ternyata bisa membawa manfaat besar? Jika Anda mencarinya di Google, akan banyak ditemukan informasi bahwa orang-orang yang sabar saat menunggu justru cenderung memiliki usia yang lebih panjang. Mengapa demikian? Karena kesabaran menjaga kita dari stres, dari ledakan emosi, dan dari kegelisahan yang tidak perlu.

Dalam Islam, kesabaran memiliki tempat yang sangat istimewa. Hanya orang-orang yang sabar yang memiliki daya tahan terhadap emosi yang membuncah. Mereka yang sabar dijanjikan pahala yang besar, karena sabar bukan sekadar diam, tapi sebuah bentuk kekuatan batin.

Lantas, mengapa saya memilih membicarakan tentang kesabaran kali ini? Apakah sy sudah hilang kesabaran krn menunggu terlalu lama atau sy sedang menghibur diri, atau sy memang sedang belajar (mengambil sikap positif daripada mengomel) untuk mulai merenungkan arti kesabaran sesungguhnya, dan tidak perlu jauh-jauh belajar krn ujiannya ada di depan mata.

Beberapa waktu ini, saya menyaksikan langsung wajah-wajah lelah namun penuh kesabaran. Mereka adalah para pasien di rumah sakit yang menunggu namanya dipanggil oleh dokter untuk diperiksa dan didiagnosis. Di semua selasar rumah sakit besar itu, orang-orang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk menunggu. Mereka datang dengan harapan untuk sembuh, dan bersikap sabar seolah menjadi bagian dari ikhtiar mereka.

Baca Juga

Wajah-wajah itu datang dari berbagai penjuru. Mereka duduk dalam diam, dengan raut lelah namun tanpa keluh, seakan mengerti bahwa "mungkin" beginilah prosedurnya. Saya sengaja memberikan tanda petik pada kata mungkin, karena ada dua hal yang membuat saya mempertanyakannya.

Pertama, apakah memang sudah menjadi kelaziman bahwa di rumah sakit, seseorang harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan satu diagnosa yang lengkap? Kedua, apakah menunggu di rumah sakit adalah sebuah keniscayaan karena kurangnya tenaga medis, peralatan, dan membludaknya pasien?

Saya tidak tahu pasti. Tapi yang saya tahu, saya hanya bisa bersabar. Saya berharap kesabaran ini membawa pahala. Biarlah para tenaga medis dan petugas rumah sakit bekerja sesuai dengan profesionalisme mereka. Jika pun mereka lalai, maka pahala kesabaran bagi para penunggu mungkin akan berlipat ganda, karena mereka menanggung lelah yang seharusnya tidak perlu ada.

Wallahu a'lam bish shawab—hanya Allah yang Maha Tahu kebenaran yang sejati

Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Menunggu Itu Berat: Sebuah Renungan tentang Kesabaran (hari ke-5 kemoterapi)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel