Televisi dan agresivitas - JAMAL PASSALOWONGI -->

Televisi dan agresivitas


Perkembangan teknologi ibarat pedang bermata dua, satu sisi memiliki keuntungan berlipat di sisi lain juga memiliki keburukan yang merusak. Dari dahulu sejak teknologi sederhana diciptakan manusia, dua sisi ini selalu mengikuti. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, ketika manusia purba masih berada di gua-gua dan mencari makanan berdasarkan insting hewaniah, sekarang manusia sudah lepas ke angkasa tanpa dinding atmosfer. Begitu pesatnya kemajuan sampai kemudian manusia tidak menyadari efek lain dari perkembangan tersebut.
Efek lain dari berkembang pesatnya teknologi adalah efek yang menjadi bayangan hitam dari teknologi itu sendiri, menipisnya lapisan ozon, pencemaran udara, mutasi radio aktif, dan penyakit-penyakit aneh yang muncul seiring meningkatnya teknologi dalam bidang kesehatan. Belum lagi bahaya psikologis, kemajuan, percepatan, melahirkan perdebatan moral, dan tingkat stress masyarakat modern yang tinggi. Inilah ironi dari kemajuan zaman.
Salah satu yang menarik dikaji dalam sudut pandang psikologis adalah bahaya media massa, media elektronik seperti televisi. Televisi keajaiban abad ke-20, ketika satu peristiwa di belahan bumi lain dapat dilihat di depan mata tanpa menggerakkan kursi. Namun, keajaiban ini telah melahirkan patologi psikologi yang lain, yaitu tayangan-tayangan televisi yang secara tidak sadar masuk ke dalam otak penontonnya, dan pada akhirnya mempengaruhi prilakunya, termasuk di dalamnya adalah remaja dan anak-anak.
Tayangan televisi yang ada saat ini sudah sulit untuk disaring sehingga ada adegan kekerasan yang bisa dilihat oleh anak-anak. Adegan kekerasan di televisi atau media lainnya bisa terdapat dalam tayangan kartun anak-anak, acara kriminal di siang hari atau pada film orang dewasa yang tertuang dalam aksi-aksi tertentu.
Pengaruh yang bisa ditimbulkan dari tayangan kekerasan bervariasi tergantung dari usia anak, jenis kekerasan yang dilihat dan juga seberapa sering anak melihat kekerasan tersebut. Ada beberapa efek yang bisa ditimbulkan jika anak-anak melihat adegan kekerasan dari media, yaitu: (a) Berkurangnya rasa empati. Bagi anak-anak yang menonton tayangan kekerasan akan menganggap bahwa kekerasan adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan konflik atau masalah, sehingga hal ini akan mengurangi rasa empati anak-anak terhadap orang lain. Kondisi ini akan terbawa hingga anak-anak tersebut dewasa dan tumbuh menjadi kepribadian yang keras. -Menjadi anak yang penakut dan cemas. Adegan kekerasan yang disaksikan di berbagai media bisa memicu mimpi buruk, depresi, gangguan tidur serta rasa takut yang berlebihan.  (b) Meningkatkan sifat agresif. Hal ini terjadi karena dalam adegan kekerasan selalu identik dengan jagoan yang selalu menang, sehingga anak-anak selalu ingin menjadi jagoan tersebut. Untuk mengurangi perilaku agresif,bisa dilakukan dengan mengurangi adegan kekerasan.
Pada akhirnya pendidikan akan menjadi benteng terakhir dari penggunaan teknologi. Bagaimana menyaring atau memfilterisasi tayangan-tayangan kekerasan di televisi berpulang pada lingkungan terdekat anak, yaitu orangtua dan guru. Dengan menerapkan tontotan sehat dan selektif diharapkan adegan-adegan kekerasan dapat diminimalisir sehingga tidak akan berpengaruh terhadap agresivitas anak

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Televisi dan agresivitas"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel