EKSISTENSI AJU BERRU SEBAGAI ASAL NAMA KAB. BARRU
Pernahkah kalian
mendengar beberapa daerah di indoensia ini lahir dari nama tanaman. Seperti nama
buah, atau pepohonan. Tentu kalian pernah mendengar kampung duren sawit,
kampung rambutan. Atau kelurahan cipinang-cempedak dan sebagainya.
Semuanya sangat
tergantung dari asal usul penamaan pertama dari orang pertama yang disebut
dengan arbiter atau mana suka. Memang pada kenyataannya kejadian-kejadian
penting sering menjadi penanda bagi nama sesuatu benda termasuk nama daerah.
Sama halnya dengan nama kabupaten
Barru. Darimanakah kata Barru yang asal penyebutannya Berru itu.
Tentu kita akan menelusuri
beberapa sumber yang terkait dengan nama Barru atau Berru ini. Referensi yang
paling sahih adalah Lontara kerajaan Berru yang menyebutkan bahwa asal kata Berru
dari nama sebatang pohon yang tumbuh di sekitar pelatikan raja pertama yaitu
kayu dengan pohon berbatang besar berdaun kecil bernama pohon aju (kayu) Berru.
Dikisahkan dalam manuskrip Lontara Attoriolong ri Berru.
Dahulu wilayah tersebut ditumbuhi banyak pohon Aju Berru, bahkan raja pertama
di wilayah Barru yang bernama Lasarewo dilantik menjadi raja di atas sebuah
batu yang masyarakat menyebutnya Batu Allantireng, di sebelah batu tersebut
terdapat pohon Aju Berru yang kemudian digunakan sebagai nama Kerajaan Berru
dan Lasarewo sebagai raja pertamanya.
Lantas bagaimana nasib aju Berru saat ini. Bila kita bertanya kepada
orang-orang Barru dari mana asal kata Berru, tentu mereka akan menjawab dari
pohon kayu atau aju Berru. Tetapi bila ditanya apa pernah melihat aju Berru
maka mereka akan menggelengkan kepala.
Aju Berru bila dilihat pada pola daunnya boleh jadi berasal dari genus
zelkova berdaun kecil tapi memiliki batang kuat dan besar. Jenis kayu ini
memang sangat baik digunakan untuk membuat rumah kayu baik dinding maupun
lantai rumah.
Berdasarkan penelusuran di dusun Pange desa Palakka kab. Barru, masyarakat
mengetahui jenis kayu ini, dan dulunya banyak tumbuh di atas bebatuan cadas di
daerah itu. Kayunya sangat kuat sehingga saat penduduk semakin bertambah dan kebutuhan
papan semakin besar maka penduduk di sana kemudian menjadikan aju Berru sebagai
bahan dasar pembuatan rumah.
Kini hanya tinggal beberapa pohon, itupun bila sudah besar maka akan
siap dipotong lagi untuk bahan membuat rumah. Di belakang ruman Ambo Ateng kini
berdiri satu-satunya pohon aju Berru besar di atas batu cadas menjulang tinggi
dan masih dapat disaksikan sampai ini.
Memang sungguh ironis, ketika pelestarian budaya Ilagaligo sudah
memasuki dunia internasional. Aju Berru tertinggal di pelosok desa yang
sebentar lagi akan mengalami kepunahan secara nyata.
Pada akhirnya kembali kepada pemerintah dan masyarakat Barru, pelestarian
aju Berru sangat penting artinya untuk menjaga kedaulatan budaya Barru yang
makin terkikis oleh perkembangan zaman. Pemerinta berkewajiban menjaga agar
eksistensi aju Berru tidak sekedar nama, tetapi tetap eksis dan dapat dilihat oleh
anak cucu kita di masa mendatang.
Sehingga suatu saat bila anak cucu orang Barru ditanya tentang asal kata nama Kabupaten Barru maka mereka tidak hanya akan menyebut dari kata aju berru tapi mereka juga dapat menunjukkan keberadaannya pada si penanya. Wallu alam
0 Response to "EKSISTENSI AJU BERRU SEBAGAI ASAL NAMA KAB. BARRU"
Posting Komentar